Home » Timnas Argentina Geliatkan Ekonomi Indonesia
Asia Economy Indonesia News Sports

Timnas Argentina Geliatkan Ekonomi Indonesia



JAKARTA, KOMPAS — Meskipun hanya bertajuk laga uji coba, kedatangan tim nasional Argentina menghadirkan dampak ekonomi besar bagi pelaku usaha di bidang olahraga. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia menghitung perputaran uang dari duel Indonesia kontra Argentina nyaris Rp 1 triliun.

Yusuf Reza Kurniawan, peneliti LPEM UI, menyatakan, sumber stimulus kegiatan perekonomian dari laga Indonesia melawan Argentina ialah pengeluaran penonton di stadion, misal untuk tiket, transportasi, akomodasi, dan makanan; pengeluaran penonton televisi untuk makanan dan minuman; penjualan cendera mata (merchandise); sewa stadion dan lapangan latihan; pengeluaran iklan televisi; serta pengeluaran sponsor pertandingan.

”Dari perputaran uang tersebut akan hadirkan nilai penciptaan PDB (produk domestik bruto) sebesar Rp 495 miliar,” kata Reza di Jakarta, Minggu (18/6/2023).

Dari kegiatan perekonomian itu, sektor jasa hiburan, penyediaan makan dan minum, serta perdagangan menyumbangkan sumber pendapatan PDB terbesar. LPEM UI menyebut dampak untuk jasa hiburan sejumlah Rp 122,65 miliar, penyedia makan dan minum sebesar Rp 108 miliar, serta perdagangan memberikan nilai tambah ekonomi sekitar Rp 25 miliar.

Cetak keuntungan

Reza menambahkan, PSSI berpeluang besar mengeruk keuntungan meskipun telah mengeluarkan dana besar untuk mendatangkan Argentina. Berdasarkan laporan The Athletic, ongkos untuk mendatangkan timnas level A yang berada di 10 besar ranking FIFA berkisar 5 juta dollar AS atau sekitar Rp 74 miliar.

“Merujuk prospek ekonomi, potensi dampak positif dari laga uji coba FIFA itu dapat melampaui biaya yang dikeluarkan untuk mendatangkan timnas Argentina,” ujar Reza.

Menurut perhitungan LPEM UI, total pengeluaran ekonomi untuk pembelian tiket itu sekitar Rp 75,4 miliar. Perputaran uang dari tiket pun sudah melebihi biaya yang dikeluarkan PSSI untuk mendatangkan skuad ”La Albiceleste”.

Keuntungan ekonomi itu telah menjadi target tersendiri bagi Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Sejak awal, Erick telah meyakini kecintaan besar rakyat Indonesia kepada sepak bola bisa memberikan dampak positif bagi keuangan PSSI melalui penyelenggaraan laga internasional berkualitas.

Dari perputaran uang tersebut akan hadirkan nilai penciptaan PDB (produk domestik bruto) sebesar Rp 495 miliar.

“Dengan mengadakan pertandingan FIFA matchday, kita yakin bisa membawa timnas berprestasi juga untuk keuangan PSSI yang lebih baik,” ujar Erick.

Keuntungan besar itu juga pernah dialami PSSI ketika mendatangkan Santos, yang diperkuat Pele, pada Juni 1972.

Menurut catatan arsip Kompas, PSSI membayar 45.000 dollar AS untuk menjadikan Jakarta salah satu tujuan tur Asia Santos pada 1972. Dengan kurs Rp 415 per 1 dollar AS ketika itu, maka biaya kedatangan Santos sekitar Rp 18,6 juta.

Untuk mengeruk keuntungan, kala itu PSSI mematok harga tiket untuk penonton umum dari Rp 400 hingga Rp 5.000. Khusus untuk anggota ABRI dan anak-anak sekolah disediakan harga khusus sebesar Rp 800.

PSSI tidak kesulitan untuk menjual habis sebanyak 80.000 tiket untuk laga tim Indonesia A yang tumbang, 2-3, dari Santos. Melalui keterangan Sekretariat PSSI, keuntungan dari penjualan tiket laga itu mencapai Rp 74 juta.

Pemain FC Santos, Pele (kanan), dihadang langkahnya oleh seorang pemain tim PSSI dalam pertandingan persahabatan di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Rabu (21/6/1972). Santos unggul 3-2 atas tim PSSI.
KOMPAS/KARTONO RYADIPemain FC Santos, Pele (kanan), dihadang langkahnya oleh seorang pemain tim PSSI dalam pertandingan persahabatan di Stadion Utama Senayan, Jakarta, Rabu (21/6/1972). Santos unggul 3-2 atas tim PSSI.

Dengan jumlah itu, PSSI meraup keuntungan nyaris Rp 30 juta jika dipotong dengan ongkos mendatangkan Santos hingga kebutuhan penunjang, seperti menyewa stadion hingga akomodasi tim Santos selama di Jakarta (Kompas, 23/6/1972).

Angka pemasukan tiket dari laga Santos itu menjadi rekor tertinggi di dekade 1970-an. Sebelumnya, PSSI mencetak pendapatan penjualan tiket tertinggi sebesar Rp 30 juta ketika mendatangkan Cruzeiro (Brasil) dan Dynamo Tbilisi (Georgia) pada 1972.

Tak hanya PSSI, menurut LPEM UI, pemerintah pun “kecipratan” pendapatan dari penerimaan pajak sekitar Rp 28 miliar. Lima besar sektor penyumbang sumber pendapatan negara dari laga Indonesia melawan Argentina ialah industri pengolahan (Rp 7,1 miliar), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (Rp 4,5 miliar), perdagangan besar dan eceran (Rp 3,3 miliar), informasi dan komunikasi (Rp 3,1 miliar), serta jasa keuangan dan asuransi (Rp 2,9 miliar).

Antusiasme besar

Animo besar masyarakat Indonesia untuk menyaksikan langsung penampilan Argentina, juara Piala Dunia Qatar 2022, ditunjukkan dengan penjualan tiket daring yang hanya dalam waktu singkat terjual habis. PSSI mematok harga Rp 600.000 hingga Rp 4,25 juta bagi pecinta sepak bola yang ingin menyaksikan laga Indonesia melawan Argentina di tribune Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (19/6/2023) pukul 19.30 WIB.

Striker timnas Argentina, Alejandro Garnacho (tengah), memainkan bola saat bersama sejumlah rekan satu timnya mengikuti latihan resmi untuk persiapan laga ujicoba antara timnas Indonesia melawan timnas Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023). Laga ujicoba ini menarik perhatian masyarakat dan 60.000 tiket dinyatakan laku terjual.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHOStriker timnas Argentina, Alejandro Garnacho (tengah), memainkan bola saat bersama sejumlah rekan satu timnya mengikuti latihan resmi untuk persiapan laga ujicoba antara timnas Indonesia melawan timnas Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (18/6/2023). Laga ujicoba ini menarik perhatian masyarakat dan 60.000 tiket dinyatakan laku terjual.

Pelatih Argentina Lionel Scaloni mengapresiasi semangat besar masyarakat Indonesia untuk menyaksikan tim asuhannya. Ia pun menghargai antusiasme itu dengan berkomitmen mempersiapkan timnya secara maksimal.

”Semoga kalian (fans Indonesia) menikmati permainan kami,” kata Scaloni dalam konferensi pers, kemarin.

Selain tiket pertandingan, masyarakat juga memiliki antusiasme besar untuk memiliki cendera mata dari laga Indonesia kontra Argentina. Untuk menyambut keinginan masyarakat, produsen apparel olahraga lokal, Juaraga, mengeluarkan cendera mata resmi.

Penjual suvenir menawarkan syal bertuliskan Indonesia dan Argentina di lokasi penukaran tiket pertandingan uji coba timnas Indonesia melawan timnas Argentina di Wisma Serbaguna, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/6/2023). Laga Indonesia lawan Argentian akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Senin (19/6/2023).
KOMPAS/RADITYA HELABUMIPenjual suvenir menawarkan syal bertuliskan Indonesia dan Argentina di lokasi penukaran tiket pertandingan uji coba timnas Indonesia melawan timnas Argentina di Wisma Serbaguna, Senayan, Jakarta, Sabtu (17/6/2023). Laga Indonesia lawan Argentian akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno pada Senin (19/6/2023).

Namun, cendera mata itu tidak dijual sendiri. CEO Juaraga Mochtar Sarman menuturkan, pihaknya menyediakan empat bundling khusus mulai harga Rp 300.000 hingga Rp 500.000. Untuk mendapat cendera mata Indonesia versus Argentina, masyarakat wajib membeli cendera mata Piala Dunia U-20 yang mendapat bonus topi, kaus, hingga jaket yang dibubuhi atribut laga Indonesia melawan Argentina.

”Antusiasme masyarakat untuk membeli paket cendera mata sangat besar. Masyarakat memadati pusat penjualan kami di Garuda Store SUGBK dan Wisma Serba Guna GBK yang menjadi tempat penukaran tiket pertandingan,” kata Mochtar.

Sumber : Kompas

Translate